Editorial Sulut News
Friday 18 December 2020, Friday, December 18, 2020 WIB
Last Updated 2020-12-19T22:58:42Z
Minahasa Tenggara

James Sumendap kembali perketat perbatasan masuk Minahasa Tenggara

 

Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap


ESN, Mitra - Menyikapi tren terus naiknya kasus penyebaran COVID-19 di Kabupaten Mitra, Bupati Minahasa Tenggara James Sumendap kembali mengambil kebijakan memperketat pos perbatasan di setiap pintu masuk.

Sikap dan keputusannya ini pun langsung diutarakannya dalam rapat koordinasi pencegahan penanganan COVID-19 yang digelar lewat teleconference dan melibatkan Gugus Tugas di Kabupaten, terdiri dari jajaran Forkopimda, Satgas COVID-19, FKUB, MUI, seluruh pimpinan umat beragama, dan camat, Jumat (18/12/2020).

“Mulai Senin pekan depan, orang masuk Mitra harus ada keterangan Rapid Test, tapi bukan Antigen,” ungkap James Sumendap.

Ditambahkannya, orang yang keluar masuk Mitra harus ada surat jalan yang menjelaskan maksud dan tujuan perjalanan.

“Sebab kalau dia tidak ada kepentingan di Minahasa Tenggara kita akan suruh balik,” tegasnya.

Dirinya kemudian mencontohkan seperti ada kegiatan duka dan sebagai keluarga dekat, seperti anak, ayah dan ibu, akan ada pengecualian.

Selain itu, dalam komitmen Bupati Mitra untuk melindungi rakyatnya, ditegaskannya bahwa ibadah di Kabupaten Mitra digelar lewat live streaming.

Walau berjemaah itu penting, namun menurutnya situasi pandemi saat ini sangat tidak memungkinkan untuk hal tersebut.

“Mulai pekan depan ibadah harus live streaming. Hal ini sudah pernah diberlakukan sebelumnya dan itu tidak mengurangi kualitas ibadah. Saat ini berkumpul bukan lagi dibatasi, tapi dilarang,” pungkasnya.

Selanjutnya berkaitan dengan pariwisata, seluruh destinasi pariwisata akan ditutup sebagai upaya pencegahan terjadinya kerumunan.

“Kecuali pasar kita tidak akan tutup, namun diatur sedemikian rupa agar menjaga jarak satu sama lain. Kalau perlu akan dipakai jalan untuk tempat berjualan, yang penting ada jarak,” tukasnya.

Dalam kesempatan tersebut dirinya juga berharap agar seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, dan stakeholder lainnya untuk menjelaskan terkait kenapa tempat ibadah ditutup dan pasar dibuka.

“Saya minta pimpinan agama memberikan contoh yang terbaik. Pasar adalah batas toleransi tertinggi. Sebab kalau pasar ditutup, kita makan dari mana? Tapi kita tetap harus membatasinya,” jelasnya.

Bupati Mitra dua periode ini kemudian mengajak seluruh masyarakat untuk terus menerapkan Protokol Kesehatan secara ketat dan benar dengan melakukan 3M, yakni memakai masker dengan benar di setiap aktivitas, menjaga jarak minimal satu meter, dan selalu mencuci tangan dengan sabun.

(Marcel*)