Editorial Sulut News
Wednesday 29 January 2020, Wednesday, January 29, 2020 WIB
Last Updated 2020-01-29T08:01:54Z
Minahasa

Satpol PP Minahasa interogasi sekelompok pria asal Makassar


ESN,Tondano - Satpol PP Minahasa, Rabu siang tadi (29/1/2020) sekitar pukul 11.30 Wita terpaksa melakukan interogasi terhadap sekelompok pria yang belakangan diketahui berasal dari Makassar, Sulsel, yang sedang berjalan kaki dijalan raya Kelurahan Koya, Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa.

Ciri-ciri mereka saat diinterogasi yakni memakai sorban di kepala dan baju panjang.

Kepada petugas Satpol PP, mereka mengaku sedang melakukan perjalanan dengan jalan kaki menuju Kampung Baru Kelurahan Wawalintoan, Kecamatan Tondano Barat.

" Kami hanya datang melakukan silahturahmi antara saudara sesama muslim di Tondano," kata salah seorang anggota dari kelompok pria tersebut.

Selain Tondano, urai pria tersebut, tujuan merekà juga akan menuju Kota Tomohon, dan mengunjungi markas mereka yang ada di Kota Manado, tepatnya di Kelurahan Kampung Arab.

Dia lalu menjelaskan, jumlah mereka seluruhnya ada 13 orang, seluruhnya berangkat dari dari Makassar tanggal 12 Desember 2019, tujuan kota Bitung menggunakan kapal.

" Kami jalan kaki dari mesjid ke mesjid untuk melakukan silahturahmi dan berdakwah dan telah berjalan kurang lebih satu bulan," tambahnya.

Kasat Pol-PP Meidy Rengkuan melalui Kabid Penyelidikan PPNS Steven Paendong mengatakan, pihaknya melakukan interogasi karena curiga dengan keberadaan mereka di Tondano.

"Kami sudah periksa identitasnya, dan semua punya KTP. Tapi untuk administrasi, mereka hanya punya surat jalan dari mesjid ke mesjid, bukan dari desa ke desa, kelurahan ke kelurahan ataupun kabupaten," kata Paendong.

Lanjut dia, jika kelompok ini memenuhi syarat untuk melakukan dakwah di Tondano, maka untuk menjunjung tinggi sikap toleran, pihaknya akan mempersilahkan mereka melakukan kegiatannya.

"Kami menghargai antar umat beragama. Makanya kami antar mereka ke mesjid dulu, baru kami periksa kembali. Jika memenuhi syarat datang di Minahasa, kenapa tidak. Tapi jika tidak, akan dipulangkan," pungkasnya.

(Mrcl*)