Tuesday 8 August 2023, Tuesday, August 08, 2023 WIB
Last Updated 2023-08-09T03:37:40Z
HeadlineMinahasaNasional

Kabupaten Minahasa tuan rumah Pencanangan Nasional Imunisasi Human Papilloma Virus

 

Kegiatan pencanangan Nasional Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV), bertempat di SD Negeri 8 Tondano, Rabu (9/8/2023), ditandai dengan pemukulan tetengkoren (alat pukul tradisional Minahasa)


ESN, Tondano - Kabupaten Minahasa oleh Kementerian Kesehatan RI, dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan Pencanangan Nasional Imunisasi Human Papilloma Virus (HPV), bertempat di SD Negeri 8 Tondano, Rabu (9/8/2023).

Direktur Imunisasi Kemenkes RI Prima Yosephine Hutapea menjelaskan, Pencanangan ini juga digelar secara daring melaui vidio confrence Kementrian Kesehatan RI di seluruh Indonesia.

Hadir dalam kegiatan ini Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, yang diwakili oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu serta Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene.

Bupati Minahasa Royke Octavian Roring (ROR), memberikan apreseasi kepada Kemenkes RI, karena telah memilih Kabupaten Minahasa menjadi tuan rumah pencanangan vaksin HPV.

"Kami menyampaikan terima kasih juga atas dedikasi Kementerian Kesehatan dalam menjaga kesehatan nasional, melalui pemberian vaksin HPV ini.
Hari ini kita mendapatkan semangat baru untuk mencegah kanker serviks," tukasnya.

Sementara itu Ketua Komisi IX DPR RI Felly Runtuwene mengatakan, Komisi IX selaku alat kelengkapan yang membidangi kesehatan, sangat memberikan perhatian serius bagi pencegahan kanker serviks.

"Kita terus mendorong percepatan vaksin HPV agar dilakukan secara nasional,
terutama untuk anak setingkat SD sejak kelas 5 dan 6," ujarnya.

Kata Felly, saat ini kankers serviks menjadi pembunuh nomor 2 bagi wanita di Indonesia setelah kanker payudara. 21 ribu wanita Indoneisa meninggal setiap tahun akibat kankers serviks.

"Untuk itu, saya ingin kita meneguhkan komitmen untuk menyelamatkan anak-anak kita dari kanker serviks lewat berpartisipasi aktif mensukseskan vaksin HPV ini secara nasional," pungkasnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu.

Dia mengatakan, tiap tahun di Indonesia ada sekitar 40 ribu lebih kasus kanker serviks, dimana 20 ribu diantaranya meninggal karena terlambat penanganan.

"Oleh karena itu, imunisasi HPV ini sangat penting untuk masa depan anak-anak kita, terutama anak-anak putri untuk memproteksi dari kanker leher rahim," katanya.

Menurutnya lagi, deteksi awal dan imunisasi HPV ini adalah yang paling murah. Karena jika sudah dapat kanker serviks, kemoterapi dan pengobatan lainnya akan sangat mahal.

Turut hadir dalam kegiatan ini, Wakil Bupati Minahasa Robby Dondokambey, Sekda Minahasa Lynda Watania, jajaran Forkopimda, para Gubernur dikawasan Sulawesi yang mengikuti secara daring, penasehat DWP Kemenkes Ida Budi Sadikin, jajaran pejabat Kemenkes RI, serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Olviane Imelda Rattu.

Sekilas mengenai vaksin HPV

Pada tahun ini Kementerian Kesehatan melakukan penambahan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia, dari 11 vaksin menjadi 14 vaksin. Imunisasi rutin merupakan program pemerintah yang berarti masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin tersebut, termasuk vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

Vaksin HPV adalah vaksin untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus HPV. Virus tersebut dapat menginfeksi manusia pada sel epitel di kulit dan membran mukosa (salah satunya adalah daerah kelamin), dan dapat menyebabkan keganasan atau kanker.

Virus ini memiliki banyak tipe, di antaranya tipe HPV 16 dan 18 yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dan diketahui sebagai penyebab 70% kasus keganasan di serviks/leher rahim wanita. Tipe HPV 6 dan 11 diketahui sebagai penyebab dari 90% kasus kutil kelamin. Cara penularannya terutama melalui kontak atau hubungan seksual.

Virus HPV dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Pada daerah kelamin, kanker dapat terjadi pada leher rahim, vulva atau bibir vagina, vagina, dan penis, sedangkan pada daerah non-kelamin, kanker juga dapat terjadi pada bagian mulut dan saluran napat atas. Kanker leher rahim adalah kanker tersering yang disebabkan oleh virus HPV. Di dunia, kanker leher rahim menduduki peringkat kedua penyebab kematian terbanyak pada wanita setelah kanker payudara. Hal inilah yang semakin meningkatkan kebutuhan masyarakat akan vaksinasi HPV.

Di Indonesia, ada 2 jenis vaksin HPV yaitu bivalen dan tetravalen yang beredar. Bivalen mengandung 2 tipe virus HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim, sedangkan tetravalen mengandung 4 tipe virus HPV (6,11,16,dan 18) yang dapat mencegah sekaligus kanker leher rahim dan juga kutil kelamin atau genital ward.

Saat ini, pemberian vaksin HPV di Indonesia disarankan pada remaja perempuan mulai dari usia 10 tahun ke atas sedangkan di luar negeri vaksinasi HPV juga disarankan untuk remaja laki-laki. Pada remaja, biasanya penyuntikan vaksin dilakukan secara intramuskular di deltoid yaitu otot bahu yang terbesar. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal pemberian vaksin pada bulan 0, lalu 1 atau 2 bulan setelah penyuntikan pertama tergantung jenis vaksin (bivalen atau tetravalen), dan terkahir 6 bulan setelah penyuntikan pertama. Apabila ada jadwal pemberian vaksin yang terlewat karena sakit atau hal lain maka pemberian vaksin tidak harus diulang dari awal, cukup dengan melengkapi dosis yang tertinggal tersebut.

Selama ini beberapa kaum masyarakat beranggapan bahwa vaksinasi HPV pada anak-anak tidak perlu diberikan karena pada usia tersebut hubungan seksual belum dilakukan. Namun, sebenarnya vaksin HPV justru harus diberikan sebelum seseorang berhubungan seksual. Akan terlambat jika vaksin HPV baru diberikan saat seseorang sudah melakukan hubungan seksual, karena bisa saja orang tersebut sudah terinfeksi HPV.

Selain belum aktif berhubungan seksual, pemberian vaksin HPV saat anak-anak memiliki manfaat lain yaitu pemberian vaksin hanya membutuhkan 2 dosis untuk usia 10-13 tahun, sedangkan untuk usia 16-18 tahun atau remaja akhir pemberian vaksin membutuhkan 3 dosis. Berdasarkan penelitian, pemberian vaksin HPV 2 dosis pada usia 10-13 tahun terbukti  membentuk kadar antibodi yang tidak lebih rendah dibandingkan dengan pemberian 3 dosis pada usia 16-18 tahun. Perlu diketahui harga vaksin HPV masih cukup mahal sehingga pemberian 2 dosis merupakan suatu solusi yang efisien.

Melihat manfaat vaksin HPV dalam mencegah keganasan, amatlah berguna untuk melakukan vaksin HPV pada remaja perempuan. Vaksin HPV dapat ditemukan di klinik/RS terdekat, saat ini vaksin HPV belum tersedia di Puskesmas karena belum termasuk program imunisasi nasional. Namun vaksin HPV telah diberikan pada anak sekolah perempuan kelas 5 dan 6 di beberapa kota secara cuma-cuma.

(Mrcl*]