Monday 15 May 2023, Monday, May 15, 2023 WIB
Last Updated 2023-05-16T05:46:48Z
Kota Tomohon

Luka lama terungkit lagi, ternyata benar Barol tidak dukung Jonru-Vop saat Pilkada 2015 silam

 

Johny Runtuwene dan Vonny Paat (Jonru-Vop), saat melaksanakan kampanye di Pinaras, tahun 2015 silam (foto.dokumentasi ist)


ESN, Tomohon - Luka Kekalahan pasangan Johny Runtuwene dan Vonny Paat (JONRU-VOP) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tomohon 2015, terungkit kembali.

Manakalah, salah seorang pentolan Barisan Pendukung Caroll Senduk (Barol), Steven Tombokan, lewat komentarnya di postingan akun Instagram Lambe Kawanua (LK) mengaku pernah menjadi bagian dari kemenangan pasangan Jimmy Eman-Sherly Adelyn Sompotan (Emas) pada Pilkada 2015 silam.

"waktu emas (Eman-SAS,red) ley, torang ada mati-matian... Kaluar doi sandiri nda minta apa-apa ley...deng nda minta jatah apa2 ley," tulis akun Steven_Tombokan membalas komentar akun @michaelgeorgemaringka yang menyentil perjuangan SAS untuk CSWL dan ODSK pada Pilkada 2020 lalu.

Tombokan, diketahui adalah orang kepercayaan Caroll Senduk, Walikota Tomohon saat ini.

Tangkapan layar komentar akun atas nama Steven Tombokan.


Komentar pemilik akun Steven Tombokan itu pun, disayangkan pengurus ranting PDIP Tomohon. Ia menyebut, harusnya kejadian pada Pilkada 2015 tak di ungkit lagi.

"Ungkapan dari Steven ini menggali luka lama kader partai. Harusnya itu dikubur, jangan diungkapkan di publik soal pengkhianatan itu," tegas kader PDIP Tomohon Selatan yang tak mau namanya diungkapkan dalam berita ini.

Sebab, lanjut dia, hal itu bisa merusak situasi partai yang saat ini lagi semangat dalam menatap Pemilu 2024 mendatang.

"Kami pengurus ranting saat ini sementara berapi-api. Jangan sampai ada yang membalas pengkhianatan itu," ucapnya sembari berharap, PDIP Tomohon tidak terpengaruh dengan ungkapan orang terdekat Caroll itu.

Sementara, mantan anggota DPRD Kota Tomohon dari PDIP, Hanny Meruntu mengatakan, penghianatan yang dilakukan tersebut harus mendapat perhatian dari PDIP Provinsi.

"Ini sangat berbahaya di tubuh partai. Harus ada punishment dari PDI Perjuangan Sulut, bahkan dari Ketum DPP PDI Perjuangan," bebernya.

Jika tidak, Hanny melanjutkan, akan sangat berpengaruh buruk terhadap loyalitas kader partai. "Pasti pengaruh. Bagaimana kader partai akan setia, jika pemimpinnya tidak punya kesetiaan. Ini harus dilihat oleh petinggi PDI Perjuangan," ucap ketua salah satu Tim Relawan Ganjar Pranowo itu.

(Mrcl/*)