Editorial Sulut News
Friday 21 April 2023, Friday, April 21, 2023 WIB
Last Updated 2023-04-23T02:14:16Z
Manado

Ada Dugaan "Main Mata" Dalam Seleksi Calon Anggota KPU Sulut?



ESN, Manado - Sepuluh besar Calon Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) di 7 Kabupaten dan Kota di Sulawesi Utara (Sulut), disinyalir bermasalah. 

Melansir dari cahayamanado.com, Diduga kuat, hasil pleno tersebut cacat formil, dimana oknum-oknum tim seleksi memaksa meloloskan beberapa nama peserta yang tidak direkomendasikan dalam pemeriksaan kesehatan dan kejiwaan untuk lolos ke 10 besar. Diduga juga timsel sudah di sogok agar meloloskan orang yang tidak lolos kesehatan,  ada calon yang masih keluarga dekat diloloskan.

Informasi tersebut terungkap setelah molornya proses pleno dan pengumuman 10 besar calon Anggota KPU Kabupaten/Kota yang telah dimulai sejak, Rabu (19/4/2023) pukul 20.00 WITA dan berakhir Kamis (20/4/2023) pukul 03.00 WITA.

Setelah pleno, hasilnya kemudian diumumkan pada Kamis (20/4/2023) pukul 22.30 WITA atau 19 jam 30 menit sesudah pleno.

Jedah waktu panjang tersebut, terinformasi akibat salah satu tim seleksi menolak hasil pleno yang meloloskan beberapa nama peserta yang tidak direkomendasikan dalam pemeriksaan kesehatan dan kejiwaan.

“Ada dua nama calon di Kota Manado, dipaksakan lolos ke 10 besar. Padahal tidak lolos hasil pemeriksaan kesehatan dan kejiwaan. Sehingga ada Timsel yang tidak setuju dengan hasil pleno dan minta agar hasil jangan dulu diumumkan,” ujar sumber di KPU Sulut.

Sumber juga menyebutkan, ada surat resmi hasil pemeriksaan dari tim dokter terhadap kondisi kesehatan fisik dan kejiwaan setiap peserta.

“Ada dua Timsel yang memaksa meloloskan peserta yang tidak direkomendasikan. Timsel tersebut oknum ketua dan sekretaris Timsel,” tambah sumber.

Lanjut sumber, ketentuan menyangkut calon yang tidak direkomendasikan kesehatan fisik dan kejiwaannya oleh tim dokter, menjadi syarat yang harus dipatuhi Timsel.

“Itu tidak bisa diloloskan. KPU RI sudah mewanti-wanti hal ini, namun oleh oknum-oknum Timsel justru dipaksakan,” kata sumber.

Informasi ini disesalkan masyarakat, salah satunya aktifis Andi Muhammad Nur.

“Ternyata untuk jadi penyelenggara harus punya koneksi dan titipan-titipan yang dibawa oleh tim. Bukan karena kualitas dan kualifikasi mumpuni,” kritik Nur yang ikut mendengar kabar miring itu. (**)

Sumber : Cahaya Manado