Editorial Sulut News
Friday 23 April 2021, Friday, April 23, 2021 WIB
Last Updated 2021-04-23T18:30:51Z
BitungPariwisata

Bahas Potensi Pariwisata Kota Bitung, Maurits Mantiri Sowan ke Kemenparekraf RI

Maurits Mantiri
Wali Kota Bitung Ir.Maurits Mantiri,MM bersama Kepala dinas Pariwisata kota Bitung Pingkan Kapoh saat berkunjung ke Kemenparekraf RI, Jumat (23/04/2021)


ESN, Bitung - Guna meningkatkan potensi pariwisata di kota Bitung, Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri menyambangi Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI di Jakarta, Jumat (23/04/2021).

Menurut Maurits, Bitung harus focus pada apa yang menjadi tujuan, tidak harus dengan banyak kegiatan-kegiatan yang bersifat hura-hura, sebab di Indonesia ini ada sekitar 400 Kabupaten/kota kalau semua disentuh tentu tidak akan fokus.

"Kami beruntung, di Sulut telah ditetapkan KEK Pariwisata. Tentu sentralisasinya dulu di Likupang. Sebab jika itu berhasil pasti di sekitarnya seperti Kota Bitung akan maju dan berkembang sektor pariwisatanya," kata Maurits.

Maurits juga menyampaikan, bahwa potensi pariwisata di Kota Bitung ada gunung dan dibawah laut yang masih dibilang perawan. dan sejumlah spot diving yang menarik. Hal itu dibuktikan dengan salah satu turis diving yang mengaku sudah 12 kali datang ke Kota Bitung hanya untuk menyelam di Selat Lembeh.

"Pada umumnya turis kagum dengan keunikan biota dan keindahan laut Selat Lembeh. Masukan soal promosi dan juga pengembangan destinasi pariwisata, sangat baik serta merupakan masukan juga bahan evakuasi bagi kami," katanya.

Sebelumnya Maurits Mantiri yang saat itu didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung Pingkan Kapoh mendapat masukan dari Direktorat Pengembangan Destinasi Regional II Kemenparekraf RI, Agus Suprihastono terkait pengembangan wisata di Kota Bitung.

Dalam perbincangan bersama Maurits Mantiri, Agus mengatakan bahwa dalam pengembangan pariwisata harus memberdayakan daya jual, seperti resort yang harus benar-benar memberikan rasa aman kepada turis, serta membuat kalangan turis asing dan lokal merasa nyaman sesuai dengan marketing yang dijalankan.

"Jangan sampai promosinya sangat bagus namun kenyataan tidak demikian. Harus diingat, kalau kita menjual potensi pariwisata berskala nasional tentu fasilitasnya juga harus nasional. Jika kita ingin mengangkat destinasi pariwisata secara internasional, fasilitasnya harus internasional. Misalnya toiletnya harus standard internasional," jelasnya.

Agus juga menyampaikan, dalam pengembangan iven pariwisata atau pengembangan destinasi daya jual, harus benar-benar dipastikan informasi bisa disampaikan kepada seluruh kalangan dan diketahui masyarakat. Apalagi Kota Bitung memiliki potensi pariwisata yang sangat menjanjikan dan butuh penanganan serius. (eko)