Editorial Sulut News
Wednesday 27 May 2020, Wednesday, May 27, 2020 WIB
Last Updated 2020-05-27T11:28:57Z
Entertaintment

Pelantun lagu "Balada Pelaut" berpulang, Ronny Sompie : KKK kehilangan sosok penyanyi multi talenta


ESN, Jakarta - Awan duka menyelimuti dunia seni Sulawesi Utara manakala penyanyi lagu Pop Manado, Conny Maria Mamahit berpulang kembali ke Sang Pencipta, hari ini, Rabu (27/5/2020).

Pelantun lagu "Balada Pelaut" itu meninggal di RSU Prof Kandow, Manado dalam usia 54 tahun, 5 bulan 25 hari akibat sakit yang telah lama dideritanya.

Kabar meninggalnya Conny, begitu cepat menyebar di media sosial. Banyak netizen yang mengunggah status turut berduka cita, atas kepergian penyanyi legendaris itu.

" Selamat jalan Mam Connie Mamahit, Masih sempat kita beking mam connie pe album rohani terakhir 'Kasih Menutupi Banyak Dosa' ... Lagu ini belum di rilis," tulis Ivan Pheles Manampiring.

"RIP kakakku terbaik dan tersayang Connie Mamahit," tulis Allan Berty Lumempouw.

Tidak terkecuali, Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua Ronny F Sompie, yang juga merasa kehilangan atas meninggalnya Conny.

" Kawanua kehilangan musisi sekaligus penyanyi bertalenta," ujar Ronny, Rabu (27/5/2020).

Tidak hanya Ronny, seluruh jajaran pengurus dibawahnya juga ikut merasa kehilangan sosok yang semasa hidupnya pernah mengabdikan diri di KKK sebagai pengurus Bidang Budaya.

" Mewakili seluruh jajaran pengurus KKK, kami menyampaikan duka cita mendalam atas kepergian almarhum dan kepada keluarga yang ditinggalkan kiranya diberikan kekuatan oleh Tuhan yang maha kuasa," ujar Sekjen KKK Ayub B Junus.

Dijelaskan Ayub, pihak KKK dalam membantu pihak keluarga almarhum melalui bidang sosial, langsung bergerak dengan menyampaikan berita kematian Conny kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey, sekaligus memohon bantuan dari Gubernur.

" Terima Kasih atas respek Pak Gubernur yang langsung memberikan bantuan mulai dari pembebasan administrasi perawatan, penyediaan perlengkapan termasuk pengadaan peti jenasah," kata Waketum KKK, Winston Tommy Watuliu.

(Mercys Loho*)