Petrus Simon Tuange bersama warga Madidir Ure Mabaris keliling "kampung", Kamis (02/01/2020) |
ESN, Bitung
- Sebagai ungkapan syukur sekaligus mengangkat dan melestarikan budaya Nusa
Utara di kota Bitung, ratusan warga kelurahan madidir ure melakukan Mabaris
mengelilingi kampung, Kamis (02/01/2020).
Dari
pantauan media ini, ratusan warga Nusa Utara yang tinggal di Madidir Ure dan
sekitarnya terlihat antusias dengan pelaksanaan Mabaris tersebut, yang memang
baru pertama kali dilaksanakan di Kelurahan Madidir Ure.
Sebelum
mabaris dijalankan, Peteus Simon Tuange selaku yang dituakan dan penggagas
mabaris tersebut mengatakan, kegiatan delaksanakan semata-mata sebagai bentuk
syukur pergantian tahun sekaligus melestarikan budaya Nusa Utara.
"Kalau
di Talaud Mabaris biasa dilakukan saat pergantian tahun, dan kegiatan ini murni
untuk mensyukuri anugerah Tuhan sekaligus melestarikan budaya Nusa Utara, tidak
ada embel-embel apapun, apalagi politik," tutur Tuange.
Tuange juga
berpesan kepada peserta Mabaris, kiranya tetap teratur selama prosesi Mabaris berjalan,
agar tetap tertib dan tidak mengganggu pengguna jalan lainnya.
Sementara
Aldo Ratungalo yang juga turut menggagas kegiatan tersebut menuturkan, Mabaris
adalah kebiasaan masyarakat Nusa utara yang biasanya dilaksanakan sejak tanggal
26 desember hingga tanggal 05 januari.
"Ini
adalah awal. Memang untuk memulai ini sangat susah. Jadi tahun depan akan kita
gelar lebih lengkap. Sebab kalau di Talaud, tarian Mabaris ini mulai dilakukan
setiap tanggal 26 Desember hingga 5 Januari. Apalagi dibeberapa wilayah di Kota
Bitung seperti di Manembo-nembo Bawah, Pinokalan. Biasanya menggelar kegiatan
serupa. Kita berharap tahun depan kegiatan ini bisa lebih meriah lagi,"
kata Ratungalo yang juga Ketua DPRD Bitung.
Adapun
Mabaris dilaksanakan mengambil rute dari lorong Virgo menuju patung Cakalang,
dan masuk ke area PT.Sari Cakalang hingga kembali finish di lorong Virgo.
Seperti
diketahui, Mabaris adalah salah satu tradisi masyarakat Kabupaten Kepulauan
Talaud, yaitu berbaris dan menari dengan iringan musik sambil mengelilingi desa
(kampung).
Tradisi
Mabaris biasanya digelar saat perayaan hari besar seperti Natal, Tahun Baru dan
Kunci Tahun. Mabaris juga merupakan satu bentuk syukur masyarakat kepada yang
Maha Kuasa. Mabaris’sa, Mabaric’ca, Mabare, Mabaris, dan Mabari merupakan
penyebutan nama tradisi ini. Perbedaan penyebutan ini didasari oleh dialek
masing-masing tempat.
Dalam
prosesi ini, masyarakat yang memenuhi jalanan membentuk dua barisan memanjang
dan menari dengan irama serentak berdasarkan aba-aba yang di berikan oleh
pemimpin barisan. Anak-anak dan orang tua semuanya membaur dalam barisan yang
ada.
(eko)